Sabtu, 29 Februari 2020

Teori etika bisnis

TEORI ETIKA BISNIS

Berikut teori etika yang berpengaruh dalam bisnis:
1. EGOISME
    Menurut Rachels (2004) ada dua konsep yang berhubungan dengan egoisme, yaitu : egoisme psikologis dan egoisme etis.
Egoisme psikologis adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri (Agoes dan Cenik, 2013:44). Menurut teori ini, orang boleh saja yakin bahwa ada tindakan mereka yang bersifat luhur dan suka berkorban, namun semua tindakan yang terkesan luhur atau tindakan yang suka berkorban tersebut hanyalah ilusi. Pada kenyataannya, setiap orang hanya peduli pada dirinya sendiri. Sedangkan,
Egoisme Etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri. Yang membedakan tindakan berkutat diri (egoisme psikologis) dengan tindakan untuk kepentingan diri sendiri (egoisme etis) adalah pada akibatnya terhadap orang lain.
Teori egoisme etis ini menimbulkan banyak dukungan sekaligus kritikan. Alasan yang mendukung teori egoisme etis, antara lain:
a. Argumen bahwa altruisme adalah tindakan menghancurkan diri sendiri.
b. Pandangan tentang kepentingan diri sendiri adalah pandangan yang paling sesuai dengan moralitas akal sehat.
Alasan yang menentang teori egoisme etis antara lain :
a. Egoisme etis tidak mampu memecahkan konflik-konflik kepentingan
b. Egoisme etis bersifat sewenang-wenang.

2.
       Kriteria dan prinsip etika utilitarianisme
1.Kriteria pertama adalah manfaat, yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat atau kegunaan tertentu. Jadi, kebijaksanaan atau tindakan yang baik adalah yang menghasilkan hal yang baik. Sebaliknya, kebijaksanaan atau tindakan yang tidak baik adalah yang mendatangkan kerugian tertentu.
2.Kriteria kedua adalah manfaat terbesar, yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat terbesar dibandingkan dengan kebijaksanaan atau tindakan alternative lainnya.
3.Kriteria ketiga adalah manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang, yaitu dengan kata lain suatu kebijaksanaan atau tindakan yang baik dan tepat dari segi etis .enurut etika utilitarianisme adalah kebijaksanaan atau tindakan yang membawa manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang atau sebaliknya membawa akibat merugikan yang sekecil mungkin bagi sedikit mungkin orang.
》Kesimpulan dari ketiga prinsip itu sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: bertindaklah sedemikian rupa sehingga tindakanmu itu mendatangkan keuntungan sebesar mungkin bagi sebanyak mungkin orang.
       Nilai positif etika utilitarianisme
Rasionalitas, prinsip moral yang diajukan oleh etika utilitarianisme ini tidak didasarkan pada aturan-aturan kaku yang mungkin tidak kita pahami dan yang tidak biasa kita persoalkan keabsahan.
Utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap perilaku moral. Setiap orang dibiarkan bebas untuk mengambil keputusan dan bertindak hanya memberinya ketiga kriteria objektif dan rasional tadi.
Universalitas, yaitu berbeda dengan etika teknologi lainnya yang terutama menekankan manfaat bagi diri sendiri atau kelompok sendiri, utilitarianisme justru mengutamakan manfaat atau akibat baik dari suatu tindakan bagi banyak orang.
           Kelemahan etika utilitarianisme
konsep ini memiliki manfaat yang begitu luas sehingga akan menimbulakan kesulitan yang cukup banyak.
etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan dirinya sendiri.
etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang.
variabel yang dinilai tidak semuanya bisa dikualifikasi.
seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarianisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan dalam menentukan prioritas diantara ketiganya.
           Contoh perusahaan yang menerapkan teori etika utilitarianisme
1. PT. Perusahan Gas Negara,Tbk
2. PT.Freeport Indonesia
Dll.

3. Teori Deontologi
      Deontologi merupakan teori etika yang menjadi dasar bahwa baik buruknya perbuatan adalah kewajiban seseorang untuk berbuat baik kepada sesama manusia.  Merupakan teori etika yang menjawab atas pertanyaan mengapa suatu perbuatan adalah baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai perbuatan yang buruk.
        Ada tiga prinsip yang harus dipenuhi: 
1. Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan itu harus dijalankan berdasarkan kewajiban.
2. Nilai moral dan tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan ini melainkan tergantung pada kemampuan baik yang mendorong seseorang untuk melakuakan tindakan tersebut, berarti jika tujuan tidak tercapai, maka tindakan tersebut sudah dinilai baik.
3. Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiaban adalah hal yang pasti dari tindakan yang dilakuakan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal.
Contoh: Perusahaan tidak melakukan opersional perusahaan berdasarkan standard operational procedure (SOP) yang berlaku maka perusaan dikenai sanksi dari pemerintah.

4.  Teori Hak
     Teori hak ini merupakan pendekatan relative banyak dipakai mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku seseorang atau sekelompok orang. Teori hak merupakan aspek dari teori deontologi ,karena hak berhubungan dengan kewajiban. Bahkan hak dan kewajiban seperti dua sisi mata uang logam yang saling melengkapi.

5. Teori Keutamaan
     Keutamaan didefinisikan sebagai penggambaran watak mengenai perilaku seseorang dan memungkinkan nya bertingkah laku baik secara moral. Kebijaksanaan, merupakan suatu keutamaan seseorang sehingga bermodal hal tersebut seseorang mampu mengambil keputusan tepat dalam berbagai kondisi. Keadilan merupakan perwujudan nilai keutamaan lainnya mendorong seseorang mampu memberikan kepada sesama segala sesuatu yang menjadi haknya. Kerendahan hati adalah keutamaan dimana seseorang tidak ingin menonjolkan diri, sekalipun situasi mengizinkan. Suka bekerja keras juga nilai keutamaan yang menjamin seseorang untuk menghindari tindakan bermalas-malasan.

6. Teori Etika Teonom
     Teori ini mengatakan bahwa karakter manusia itu ditentukan oleh kesesuaianhubungannya dengan kehendak allah dan perilaku manusia dianggap tidak baik jika tidak mengikuti perintah allah
Ada empat persamaan fundamental filsafat etika semua agama yaitu :
1. Semua agama mengakui bahwa umat manusia memiliki tujuan tertinggi selain tujuan hidup manusia
2. Semua agama mengakui adanya tuhan dan semua agama mengakui adanya kekuatan tak terbatas yang mengatur alam raya ini
3. Etika bukan saja diperlukan untuk mengatur perilaku hidup manusia didunia, tetapi juga sebagai salah satu syarat untuk mencapai tujuan akhir umat manusia
4. Semua agama mempunyai ajaran moral (etika) yang bersumber dari kitab suci masing - masing

》》Teori Etika Dan Paradigma Hakikat Manusia
Setelah mengupas pokok-pokok pikiran dari berbagai macam teori etika yang berkembang, maka pada tabel berikut dapat dilihat ringkasan dari berbagai macam teori etika dan hubungannya dengan paradigma hakikat manusia.

            


Minggu, 23 Februari 2020

KONSEP ETIKA BISNIS

A. Definisi Etika
     Etika berasal dari kata yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya (ta etha) berarti
"adat istiadať" atau kebiasaan. Adat biasanya berasal dari kebiasaan yang turunkan
secara turun temurun sehingga membangun suatu aturan kuat di masyarakat. Aturan itu
mencakup bagaimana setiap tindakan yang dilakukan harus sesuai/ mengikuti aturan￾aturan yang telah ada. Sadar atau tidak, aturan-aturan tersebut pada akhirnya telah
membentuk moral masyarakat dalam menghargai adat istiadat yang berlaku.
    Para ahli telah memaparkan banyak sekali definisi dari etika,tapi semuanya mengacu
pada hal yang sama yaitu moralitas. Sehingga kita dapat menyimpulkan etika sebagai
bentuk tindakan dengan mendasarkan moral sebagai ukurannya. Moral dan ukurannya
dapat dilihat dari berbagai segi, seperti segi agama, hati nurani, dan aturan-aturan yang
tertulis atau tidak tertulis. Di mana semua itu dibuat sebagai sebuah pandangan di dalam
tentang etika.

B. Definisi Etika Bisnis
     Menurut Irham Fahmi, S.E., M.Si. (Etkia Bisnis, 2014) etika bisnis adalah aturan￾aturan yang menegaskan suatu bisnis boleh bertindak dan tidak boleh bertindak, dimana
aturan-aturan tersebut dapat bersumber dari aturan tertulis maupun aturan yang tidak tertulis. Dan jika suatu bisnis melanggar aturan-aturan tersebut maka sanksi akan
diterima. Dimana sanksi tersebut dapat berbentuk langsung maupun tidak langsung.
         Di dalam perspektif islam nilai dan etika menjadi sumber dalam segala aspek kehidupan manusia secara menyeluruh.Syed Nawab Haidar Naqvi dalam buku
“Etika dan Ilmu Ekonomi” : Suatu Sintesis Islami”, memaparkan empat aksioma etika
ekonomi yaitu: tauhid, keseimbangan (keadilan), kebebasan dan tanggungjawab.
      Tauhid menyadarkan manusia sebagai makhluk ilahiyah atau
makhluk yang bertuhan.Dengan demikian, dalam berbisnis manusia tidak lepas dari
pengawasan Tuhan dan dalam rangka melaksanakan titah Tuhan (QS. 62:10)
      Keseimbangan dan keadilan, berarti, bahwa perilaku bisnis harus seimbang dan adil. Keseimbangan berarti tidak berlebihan (ekstrim) dalam mengejar keuntungan ekonomi
(QS.7:31)
        Kebebasan, berarti manusia sebagai individu dan kolektivitas, mempunyai kebebasan
penuh untuk melakukan aktivitas bisnis. Karena masalah ekonomi, termasuk aspek
mu’amalah.

C. ETIKA BISNIS DAN TATA KEHIDUPAN MANUSIA
      Setiap manusia pasti memiliki motivasi untuk mendorong mereka agar terus bekerja
keras mecapai keinginannya dan mimpi-mimpinya. Salah satunya adalah hidup dengan
nyaman dimanapun mereka berada dan juga selalu bisa untuk mencapai keinginannya.
Dan bisnis dianggap sebagai salah satu jalan yang bisa mendorong manusia untuk
memperoleh semua itu.
      Sukrisno Agoes dan I Cenik Ardana bahwa, "Nasib
seseorang mencerminkan karakternya, dar karakter seseorang berasal dari kebiasaan dan
tindakannya. Tindakan seseorang ditentukan oleh pikirannya, sedangkan pikiran
seseorang sangat dipengaruhi oleh perasaan (emosi)-nya dan pada akhirnya tingkat
kematangan emosi/perasaan seseorang akan menceminkan tingkat kematangan kesadaran
(spiritual) seseorang.
     McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin Rakhmat, 2001) mengelompokkan empat teori
psikologis dikaitkan dengan konsepsinya tentang manusia sebagai berikut
1. Psikoanalisis, yang melukiskan manusia sebagai makhluk yang di gerakkan oleh
keinginan- keinginan terpendam (homo volensi). Tokoh- tokoh aliran ini antara lain:
Freud, Jung, Abraham,Horney,dan Bion.
2. Behaviorisme, yang menganggap manusia yang di gerakkan semuanya oleh
lingkungan (homo mechanicus). Teori ini menyangkut manusia sebagai mesin (homo
mechanicus) karena prilaku manusia sepenuhnya di tentukan / di bentuk oleh
Lingkungan. Teori ini disebut juga sebagai teori belajar karena mereka, seluruh prilaku
manusia- Insting-adalah hasil belajar (dari Lingkungan). Ada keyakinan tentang
manusia pada saat disetujui diumpamakan eperti meja lilin (tabula rasa), belum memiliki
warna mental dan sian untuk di lukis oleh pengalaman dari lingkungannya. Tokoh￾tokoh dalam aliran ini antara lain: Hull, Milter dan Dollard, Rotter, Sklinner, serta
Bandura.
3. Kognitif, yang menganggap manusia sebagai kumpulan berpikir yang aktif
mengorganisasikan dan mengolah stimulasi yang diterimanya thomo sapiens). Manusia
tidak lagi di anggap sebagai tokoh yang menentang sepenuhnya terhadap lingkungannya.
Tokoh-tokoh aliran ini antara lain: Lewin, Heider, Festinger, Piaget, dan Kohlberg.
4. Humanisme, yang melukiskan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan
strategi transaksional dengan lingkungannya (homo Iudens). Di sini di perkenalkan
konsep I - you relationship, bukan sebagai I it Relationship, yang artinya menunjukkan
hubungan seseorang dengan orang lain sebagai pribadi dengan pribadi, bukan sebagai
pribadi dengan benda. Dengan kata lain, yang di tekankan adalah hubungan subjek.dengan subjek, bukan subjek dengan objek. Tokoh- tokoh aliran ini, antara lain: Rogers,
Combs dan Snygg, Maslow, May. Satir, serta Peris.

D.RUANG LINGUP ILMU ETIKA BISNIS
Adapun ruang lingkup yang menjadi pembahasan dalam bidang ilmu etika bisnis
menurut Irham Fahmi, S.E., M.Si. (Etika Bisnis, 2014) adalah sebagai berikut:
a. Tindakan dan keputusan perusahaan yang dilihat dari segi etika bisnis.
b. Kondisi-kondisi suatu perusahaan yang dianggap melanggar ketentuan etika bisnis,
dan sangsi-sangsi yang akan diterima akibat perbuatan tersebut
c. Ukuran yang dipergunakan oleh suatu perusahaan dalam bidang etika bisnis.
d. Peraturan dan ketentuan dalam bidang etika bisnis yang ditetapkan oleh lembaga
terkait.

E. PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG UMUM DALAM BIDANG ETIKA
BISNIS
Irham Fahri, S.E., M.Si. (Etika Binis, 2014) menyampaikan ada beberapa permasalahan
umum yang terjadi dalam bidang etika bisnis untuk saat ini, yaitu :
a. Pelanggaran etika bisnis dilakukan oleh pihak-pihak yang mengerti dan paham
tentang etika bisnis. Namun itu dilakukan dengan sengaja karena faktor ingin
mengejar keuntungan dan menghindari kewajiban-kewajiban yang selayaknya harus
dipatuhi.
b. Keputusan bisnis sering dilakukan dengan mengesampingkan norma-norma dan
aturan-aturan yang berlaku. Sehingga keputusan bisnis sering mengedepankan materi
atau mengejar target perolehan keuntungan semata, terutama keuntungan yang bersifat
jangka pendek. Dengan kata lain etika berbisnis diabaikan.
c. Keputusan bisnis dibuat secara sepihak tanpa memperhatikan ketentuan etik yang
disahkan oleh lembaga yang berkompeten termasuk peraturan negara. Contoh Kode
Etik Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAAI), Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 17/PMK.01/2008/ tentang Jasa Akuntan Publik, Peraturan Badar Pemeriksa
Keuangan Nomor 2 Tahun 2007 tentang Kode Etik BPK-RI, Kode Etik Psikologi
Indonesia, Kode Etik Advokat Indonesia, dan lain sebagainya. Persoalan lebih jauh
juga terjadi pada saat peraturan etika bisnis dibuat dengan tidak menampung secara
penuh aspirasi dari kalangan pebisnis kecil, namun hanya menampung aspirasi dari
pebisnis besar. Sehingga tindakan keputusan bisnis kalangan kecil sering berbenturan
dengan aturan terutama ketika ia berkeinginan untuk memperluas jaringan usahanya.
Karena seharusnya
d. Kondisi dan situasi realita menunjukkan kontrol dari pihak berwenang dalam
menegakkan etika bisnis masih dianggap lemah. Sehingga peluang ini diambil oleh
pihak tertentu untuk memanfaatkan kondisi demi keuntungan pribadi atau sekelompok orang.