Minggu, 19 Juni 2022

ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

 ASPEK KEUANGAN

A.      Pengertian

Aspek keuangan di studi kelayakan usaha dipergunakan buat menilai keuangan perusahaan yang meliputi, perolehan asal dana, perkiraan pendapatan dan jenis investasi bersama biaya yg dikeluarkan selama investasi serta proyeksi laporan keuangan yg terdiri asal laporan untung rugi, neraca dan arus kas. asal aspek keuangan tersebut dapat diberikan penilaian apakah sebuah perjuangan dapat dinyatakan layak atau tak buat dijalankan dengan beberapa alat analisis (Kasmir & Jakfar, 2004). Sedangkan menurut  Menurut Fahmi (2014:145) penelitian dalam aspek ini dilakukan untuk membiayai apa saja yang akan dikeluarkan dan seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan. Dari berbagai aspek penilaian dalam kelayakan bisnis, aspek keuangan sangat berpengaruh besar karena keputusan keuangan sangat pasti dan tidak bisa dilakukan dengan sembarangan dan keuangan dapat berdampak jangka pendek maupnun jangka panjang.


B.      Sumber Dana

Dilihat dari segi sumber aslinya, modal dibagi dua macam, yaitu:

1.  Modal Sendiri

Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan cara mengeluarkan saham baik secara tertutup atau terbuka. Tertutup artinya hanya dari kalangan internal pemilik saham sebelumnya, sedangkan terbuka dengan menjual saham kepada masyarakat luas. Sumber dana dari dalam perusahaan jumlahnya sangat terbatas dan relatif sulit untuk memperolehnya. Namun penggunaan sumber dana ini juga memiliki keuntungan tersendiri yakni, tidak adanya beban biaya bunga, serta tidak adanya kewajiban untuk mengembalikan modal yang telah digunakan.

Tetapi apabila sumber dana yang berasal dari dalam tidak mampu menutupi segala pos-pos pengeluaran, para penyusun studi kelayakan harus memperhitungkan tentang kemungkinan untuk mendapatkan dana atau modal dari luar usaha atau proyek, baik dalam bentuk kredit dari lembaga perbankan maupun pinjaman-pinajaman dari pihak luar. Perolehan dana dari modal sendiri biasanya berasal dari:

·       Setoran dari pemegang saham

·       Dari cadangan laba; atau

·       Dari laba yang belum dibagi

2. Modal Asing (modal pinjaman)

Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman. Perolehan modal asing juga relatif sulit karena diperlukan syarat-syarat tertentu sesuai dengan kebijakan pemilik dana. Sumber dana atau modal yang berasal dari luar usaha juga perlu diperhitungkan seperti tingkat bunga pinjaman, jangka waktu pinjaman (bentuk kredit), besarnya pinjaman, dan dihubungkan dengan kemampuan usaha dalam menutupi berbagai pengeluaran dan cicilan bunga maupun cicilan pengembalian pokok pinjaman.

Untuk mendapatkan dana atu modal kerja yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan harus diperhitungkan secara cermat sehingga segala aktivitas usaha yang akan dikembangkan benar-benar dapat berjalan secara kontinu dan lancar.

Sumber dana modal asing (modal pinjaman) dapat diperoleh antara lain dari:

·       Pinjaman dari dunia perbankan

·       Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan modal ventura, atau lembaga keuangan lainnya

·       Pinjaman dari perusahaan nonbank

C.      Komponen Investasi

terdapat beberapa komponen kebutuhan secara umum, antara lain:

1.      Biaya Kebutuhan Investasi

Investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Komponen yang terkandung dalam biaya kebutuhan investasi biasanya disesuaikan dengan jenis usaha yang dijalankan. Secara garis besar biaya kebutuhan investasi meliputi : biaya prainvestasi, biaya aktiva tetap, dan biaya operasi.

Secara umum komponen biaya kebutuhan nvestasi adalah sebagai berikut:

§  Biaya prainvestasi terdiri dari:

a. biaya pembuatan studi

b. biaya pengurusan izin-izin

§  Biaya pembelian aktiva tetap seperti

a. Aktiva tetap berwujud antara lain : tanah, mesin-mesin, bangunan, perlatan, inventaris kantor dan aktiva berwujud lainnya.

b. Aktiva tetap tidak berwujud antara lain : goodwill, hak cipta, lisensi, dan merk dagang

§  Biaya operasional yang terdiri dari:

a.       Upah dan gaji karyawan

b.      Biaya listrik

c.       Biaya telepon dan air

d.      Biaya pemeliharaa

e.       Pajak

f.       Premi asuransi

g.      Biaya pemasaran, dan

h.      Biaya-biaya lainnya

2.      Kriteria Penilaian Investasi

Penilaian investasi harus mempertimbangkan konsep nilai waktu (time value of money). Setiap penilaian layak diberikan nilai yang standar untuk usaha yang sejenis dengan cara membandingkan dengan rata-rata industri atau target yang telah ditentukan. Adapun kriteria atau teknik yang bisa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau investasi antara lain:

§  Metode Average Rate of Return (ARR) / Tingkat Keuntungan Rata-Rata

Metode ARR adalah metode yang mengukur seberapa besar tingkat keuntungarata-rata yang diperoleh dari suatu investasi dengan cara membandingkan laba setelah pajak (EAT) terhadap rata-rata investasinya. Hasil yang diperoleh dinyatakan dalam suatu prosentase.

Rumus ARR =

Catatan:

§  Apabila hasil perbandingan prosentase ARR > tingkat keuntungan yang disyaratkan maka usulan proyek investasi tersebut dinyatakan layak (diterima).

§  Jika ARR < tingkat keuntungan yang disyaratkan maka usulan proyek investasi tersebut dinyatakan tidak layak.

§  Metode Payback Period (PP) / Periode Pengembalian

Metode PP merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu usaha dengan cara mengukur seberapa cepat suatu investasi kembali bukan mengukur profitability. Dasar yang dipergunakan dalam perhitungana adalah aliran kas bersih yang diperoleh setiap tahun bukan laba setelah pajak. Hasil yang diperoleh dinyatakan dalam satuan waktu (tahun, bulan). Rumus PP ada 2 model perhitungan, yaitu:

a.       Jika aliran kas per tahun jumlahnya sama

Payback Period =

b.      Jika aliran kas tidak sama maka harus dicari satu per satu yakni dengan cara menurangkan total investasi dengan cash flow-nya sampai diperoleh hasil total investasi sama dengan cash flow pada tahun tertentu.

Payback Period =

Keterangan

n = tahun terakhir di mana jumlah cash flow masih belum bisa menutup original investment

a = jumlah original investment

b = jumlah kumulatif cash flow pada tahun ke n

c = jumlah kumulatif cash flow pada tahun ke n + 1

Catatan:

§  Jika PP lebih kecil/pendekjangka waktu umur ekonomi proyek, maka usulan proyek investasi tersebut dinyatakan layak.

§  Jika PP lebih besar/panjang jangka waktu umur ekonomi proyek, maka dinyatakan tidak layak.

-          Metode Net Present Value (NPV) / Nilai Sekarang Bersih

Metode NPV adalah metode yang menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih baik dari operasional cash flow maupun dari terminal cash flow pada masa yang akan datang (selama umur investasi).

Catatan:

§  Jika nilai sekarang penerimaan kas bersih lebih besar daripada nilai sekarang investasi, disebut NPV positif, maka usulan proyek investasi dinyatakan layak.

§  Jika nilai sekarang penerimaan kas bersih lebih kecil daripada nilai sekarang investasi, disebut NPV negatif, maka dinyatakan tidak layak.

§  Jika usulan proyek investasi lebih dari satu dan bersifat berdiri sendiri/tidak ada kaitannya, maka yang diterima adalah yang menghasilkan NPV paling besar.

-          Metode Internal Rate of Return (IRR)/ Tingkat Pengembalian Internal

Metode IRR adalah metode yang menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih. Untuk menentukan suatu usulan proyek investasi dianggap layak atau tidak, dengan cara membandingkan antara IRR dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan.

Mengingat dalam proyek investasi aliran kas awal (initial investment) dilakukan pada tahun ke-0, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

Ao= Aliran kas keluar (initial investment)

A1 = Aliran kas pada periode ke-1, ke-2, dan seterusnya

A2= Aliran kas pada periode ke-n

A= discount rate

Langkah-langkah untuk menghitung IRR:

-          Hitung present value atas cash flow yang dihasilkan usulan proyek investasi tersebut dengan menggunakan interest rate yang dipilih secara sembarangan.

-          Bandingkan hasil perhitungan poin 1 diatas dengan nilai initial/original investment-nya.

a.       Jika hasilnya negatif, cobalah dengan interest rate yang lebih kecil

b.      Jika hasilnya positif, cobalah dengan interest rate yang lebih besar

-          Lanjutkan langkah point 2 di atas sampai present value-nya mendekati original investment (selisih present value dengan original investment = -1 dan +1)

-          Menghitung tingkat diskonto dari usulan proyek investasi tersebut dengan teknik interpolasi.

Catatan:

§  Jika IRR lebih besar dibandingkan tingkat keuntungan yang disyaratkan, maka usulan proyek investasi dinyatakan layak.

§  Jika IRR lebih kecil dari tingkat keuntungan yang disyaratkan, maka usulan proyek investasi dinyatakan tidak layak.

§  Jika usulan proyek investasi lebih dari satu dan bersifat mutually exclusive, yang diterima adalah yang menghasilkan IRR paling besar.

-          Metode Probability Index (PI) / benefit Cost Ratio (B/C Ratio)

Metode PI adalah metode yang menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa yang akan datang (selama umur ekonomis investasi) dengan nilai sekarang investasi.

Rumus PI:

Keterangan:

PV inflow               = Aliran kas bersih penerimaan

PV outflow             = Aliran kas bersih pengeluaran (investasi)

Catatan:

§  Jika PI lebih besar daripada satu, maka usulan proyek investasi dinyatakan layak.

§  Jika PI lebih kecil daripada satu, maka usulan proyek investasi dinyatakan tidak layak

D.     Arus Kas

Cash flow adalah aliran kas yang ada di perusahaan dalam satu periode tertentu dan cash flow juga dapat digambarkan ada berapa uang yang masuk maupun uang yang keluar. Uang masuk dapat berupa pinjaman dari lembaga keuangan, penghasilan atau pendapatan dari penjualan, serta pendapatan lainnya yang bukan dari usaha. Sedangkan uang keluar merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan kegiatan usaha, seperti pembayaran cicilan hutang dan bunga pinjaman, biaya produksi, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran, dan biaya-biaya lainnya.

Laporan arus kas merupakan laporan yang disusun secara sistematis untuk menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas. Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran kas yang digolongkan sesuai dengan kegiatan utama entitas yaitu operasi, investasi dan pendanaan. Alasan arus kas dibutuhkan karena ukuran laba tidak menggambarkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya, seluruh informasi mengenai kinerja perusahaan pun selama periode tertentu dapat diperoleh lewat laporan arus kas ini dan dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi arus kas perusahaan dimasa mendatang.

Laporan perubahan kas (cash flow statement) disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya.

Jenis-jenis cash flow yang dikaitkan dengan suatu usaha terdiri dari :

o   Initial cash flow atau lebih dikenal kas awal yang merupakan pengeluaran pada awal periode untuk investasi

o   Operasional cash flow merupakan kas yang diterima atau dikeluarkan pada saat operasi usaha.

o   Terminal cash flow merupakan uang kas yang diterima pada saat usaha tersebut berakhir.

Dalam cash flow ini bagi investor yang terpenting adalah berapa kas bersih yang diterima dari uang yang diinvestasikan pada suatu usaha tertentu

Pentingnya kas akhir bagi investor jika dibandingkan dengan laba yang diterima perusahaan dikarenakan:

1.     Kas diperlukan untuk memenuhi kebutuhan uang tunai sehari-hari.

2.     Kas digunakan untuk membayar semua kewajiban yang jatuh tempo.

3.     Kas juga digunakan untuk melakukan investasi kembali.

 

E.      Rasio Keuangan

1. Laporan Keuangan

Terkait dengan studi kelayakan bisnis, laporan keuangan digunakan untuk menilai perusahaan yang sudah berjalan beberapa periode. Tujuannya adalah untuk menilai apakah layak usaha baru tersebut dibiayai dan berapa besar pembiayaan yang dibutuhkan. Dari laporan keuangan ini juga tergambar kinerja manajemen masa lalu yang sekaligus merupakan gambaran kinerja kedepan.

Adapun pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan sebagai berikut :

o   Kreditur

o   Pemegang Saham

o   Pemerintahan

o   Manajemen

o   Karyawan

    Jenis-jenis Laporan Keuangan, Laporan keuangan yang disajikan harus sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan. Artinya laporan keuangan dibuat sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

a.     Neraca

Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.

b.     Laporan Laba/Rugi

Laporan Laba/Rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha dalam suatu periode tertentu.

c.     Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas.

 

F.       Pengukuran Dengan Rasio Keuangan

         Kriteria untuk menentukan apakah posisi keuangan suatu perusahaan aset atau tidak dapat diklasifikasikan menjadi lima macam rasio keuangan, yaitu:

1.      Rasio Likuiditas

Rasio-rasio likuiditas (liquidity ratio) adalah suatu rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini terdiri dari:

·        Current Ratio yaitu membandingkan antara local aktiva lancar dengan kewajiban lancarnya.

·        Quick Ratio yaitu dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan kemudian membaginya dengan kewajiban lancar.

2.      Rasio aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio keuangan yang mengukur bagaimana perusahaan secara efektif mengelola aktiva-aktivanya. Rasio ini digunakan untuk melihat seberapa besar tingkat aktiva tertentu yang dimiliki perusahaan. Rasio aktivitas dapat diukur dengan rasio inventori turnover ITO dan perputaran aktiva total (Total asset turnover TATO).

·        ITO yaitu dihitung dengan membagi penjualan dengan persediaan.

·        Total asset turnover mengukur perputaran dari semua aset perusahaan dan dihitung dengan cara membagi penjualan dengan aktiva total.

3.      Rasio Leverage/ Rasio Solvabilitas

Rasio leverage adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur hingga sejauh mana aktivitas operasional perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio leverage dapat menggunakan dua ukuran, yaitu rasio utang terdapat ekuitas (debt to equity ratio DER).

·        DR (Debt Ratio) mengukur presentasi dana yyang disediakan oleh kreditur terhadap aktiva total yang dimiliki perusahaan.

·         DER diukur dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang (long term debt) perusahaan dengan modal ekuitas (stock equity).

4.      Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Untuk mengukur profitabilitas suatu perusahaan dapat dilakukan dengan lima macam rasio, yaitu gross profit margin, net operating profit margin, net profit margin, return on investment, return on cquity

·        Gross profit margin merupakan perbandingan antara laba kotor dengan penjualan.

·        Net operating profit. margin merupakan rasio perbandingan antara laba operasi bersih (earning before interest antara taxes/EBIT) dengan penjualan,

·        Margin laba bersih (Net profit margin) merupakan rasio perbandingan antara laha bersih setalah pajak (carning after taxes EAT)

·        Rasio pengembalian atas ekuitas (ROE) merupakan perbandingan antara laba tersedia bagi para pemegang saham biasa (EACS), dengan ekuitas saham (modal saham biasa).

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar